Tentuproduk tersebut adalah produk yang sedang trend dan banyak penggemarnya. Sebagai pelaku usaha sudah sepantasnya jika mampu melihat setiap trend yang sedang berkembang. Maka wajib hukumnya memahami dan mengupdate trend pasar global produk yang sedang diminati pada saat itu. Dengan begitu UMKM lokal bisa menyesuaikan persaingan pasar global.
Produk- Pastikan agar Sesuai dengan kebutuhan pasar baru Anda 4.3 3. Price - Memilih strategi penetapan harga yang tepat 4.4 4. Promosi - Memilih strategi yang berhasil di lingkungan baru 4.5 5. Place - Menemukan jalur penjualan yang digunakan konsumen Anda 4.6 6. Pengemasan - Menemukan Tampilan yang Tepat 4.7 7.
PVteN. Penulis Hastini Asih Editor Sonia Fatmarani 02 Juli 2022 Lama Baca 5 menit Bagi sebagian orang, kemasan pada sebuah produk merupakan hal yang penting, terutama dalam proses pengiriman barang. Kemasan tersebut bisa sangat mempengaruhi kualitas dari sebuah produk. Nah, tidak sedikit konsumen yang mengeluh karena barang yang diterima mengalami kerusakan. Biasanya, kerusakan barang disebabkan oleh kualitas kemasan yang seadanya. Begitu juga dengan label produk. Apalagi jika Sahabat Wirausaha ingin merambah pasar global, maka pelabelan juga sangat penting karena dapat mempengaruhi keberhasilan produk yang akan diekspor ke negara tujuan. Baca Juga Menerapkan Pelabelan Labelling yang Layak Dalam Standar Ekspor Karenanya, sebagai penjual dan eksportir, Sahabat Wirausaha baiknya lebih memprioritaskan persiapan kemasan dan characterization untuk setiap produk. Lalu, bagaimanakah standar kemasan dan characterization yang baik itu? Standar Global Untuk Kemasan Secara umum, kemasan pada produk memiliki beberapa tujuan seperti untuk melindungi produk, memudahkan pendistribusian, mengontrol porsi, memudahkan pengelompokan, dan menghindari pemalsuan dengan tambahan label tertentu. Nah, secara umum, kemasan pada produk terdiri atas 3 bagian, yaitu Baca Juga Jitu Membidik Peluang Pasar dan Target Negara Ekspor 1. Kemasan Primer Kemasan primer merupakan kemasan pertama yang langsung bersentuhan dengan produk. Ini bisa dikatakan menjadi kemasan yang paling penting untuk diperhatikan, terutama untuk urusan ekspor. Kenapa? Karena biasanya, banyak juga pembeli/importir juga banyak yang meminta kemasan primer ini lebih spesifik. Misalnya harus dalam bentuk kaleng, botol gelas, toples, karton, plastik, atau sachet. two. Kemasan Sekunder Kemasan sekunder biasanya lebih berkaitan dengan proses distribusi. Nah, kemasan sekunder akan membungkus produk-produk yang sama dalam jumlah tertentu. Ini berfungsi untuk melindungi kerusakan produk dengan kemasan primer pada saat penyimpanan, transportasi, atau distribusi. Contoh kemasan ini adalah kardus, kayu, peti, dan karung. 3. Kemasan Tersier Biasanya kemasan tersier digunakan ketika proses ekspor. Kemasan tersier ini menyatukan banyak satuan kemasan sekunder dalam satu kesatuan palet dan dibawa dengan kontainer. Tujuannya adalah untuk memudahkan proses pemindahan. Dan biasanya, pemindahannya pun menggunakan forklift truck. Contoh Kemasan i. Kemasan Berbahan Gelas Penggunaan gelas sebagai kemasan memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya yaitu kuat, tidak berbau dan yang paling penting adalah tahan kimia. Kemasan gelas ini sangat cocok untuk produk makanan. Baca Juga Karakteristik Kemasan Produk Kelebihan lainnya adalah tidak tembus uap air dan gas, sehingga mampu menjaga kesegaran, rasa dan bau produk dalam jangka waktu yang lebih lama. Kemudian bahan ini juga tahan pada suhu tinggi dan dapat didaur ulang berulang kali. Nah, sedangkan untuk kekurangannya, bahan gelas ini lebih berat sehingga akan meningkatkan biaya transportasi dan berisiko tinggi terhadap kerusakan selama dalam perjalanan. 2. Kemasan Berbahan Metal Salah satu kelebihan dari kemasan berbahan metal adalah dapat melindungi produk lebih kuat serta mudah dibentuk dan didekorasi. Selain itu, kemasan metal juga dapat didaur ulang berulang kali. Metal yang paling umum dipakai sebagai kemasan produk adalah alumunium dan baja stell. 3. Kemasan Berbahan Kayu Kayu juga merupakan bahan yang paling umum digunakan pada kemasan ekspor. Kemasan ini sangat baik untuk produk ramah lingkungan. Namun, ada persyaratan yang ketat untuk mengambil bahan bakunya, karena ini harus sesuai dengan regulasi yang ada. Baca Juga Mempersiapkan Kemasan Packaging Untuk Memenuhi Standar Ekspor Kemasan berbahan kayu biasanya digunakan untuk keranjang, peti, kotak, dan yang paling umum digunakan yaitu palet. Sebelum dilakukan pengiriman ekspor, alangkah baiknya melalui proses fumigasi dan sebaiknya memiliki tingkat kecacatan yang minimal. Standar Global Untuk Label Pelabelan di sini adalah mencantumkan segala informasi yang berkaitan dengan produk pada kemasan. Sama halnya dengan kemasan, label pada produk ini juga sangat penting terutama untuk ekspor. Karena pelabelan akan memberikan informasi yang lengkap kepada pembeli/importir hingga konsumen akhir. Pelabelan yang baik juga akan mengurangi risiko rusak dan hilangnya produk. 1. Produk Makanan Pelabelan pada produk makanan terdiri dari konten utama dan konten informasi. Adapun konten utama biasanya memuat dua informasi yang cukup penting, yaitu Baca Juga Tips Desain Kemasan untuk Menonjolkan Keunggulan Produk dan Citra Brand Nama Produk memuat nama makanan dan bentuknya. Umumnya dicetak dengan huruf tebal bold dan berukuran besar sehingga terlihat jelas oleh konsumen. Kuantitas Bersih Net Quantity memuat informasi berat, ukuran, jumlah, atau kombinasi ketiganya. Biasanya tulisannya lebih menonjol, mudah terlihat, dan mudah dibaca. Sedangkan untuk konten informasi, biasanya akan menginformasikan produk secara detail, seperti Daftar Bahan Baku Ingredients memuat informasi bahan baku produk. Biasanya Urutan penulisannya adalah dari bahan baku yang kandungannya terbesar sampai terkecil. Nama dan Alamat Importir atau Penjual memuat nama dan alamat penjual yaitu pihak importir. Dan menggunakan frasa seperti “Manufactured for ___” atau “Distributed past ___”. Negara Asal Produk memuat nama negara. Biasanya bagian ini berada setelah nama dan alamat importir. Kandungan Nutrisi memuat informasi apa saja dan bagaimana kandungan nutrisi yang sudah diuji melalui laboratorium. Petunjuk Penggunaan dan Penyimpanan memuat informasi petunjuk bagaimana produk bisa disimpan dan dikonsumsi dengan aman dan tepat. Ini juga bisa dicantumkan peringatan bahaya seperti warnings, cautions, side effects. Alergi memuat informasi allergen. Alergi yang biasanya dicantumkan adalah pada bahan susu, telur, ikan, seafood, kacang, gandum, dan kedelai. Tanggal Daya Tahan Makanan Best Before Informasi ini adalah yang paling penting bagi produk makanan di mana saja dan apa saja untuk keamanan konsumen. Logo Sertifikasi Ini penting untuk dicantumkan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen akhir untuk membelinya. Pastikan, logo yang dicantumkan sudah sesuai dengan regulasi. Baca Juga Menciptakan Keunggulan Unik Produk dan Menceritakannya Pelabelan pada produk makanan biasanya menggunakan bahasa utama di negara tujuan ekspor. Namun bisa juga menggunakan dua bahasa bilingual sehingga biaya pengemasan dan pelabelan lebih efisien. Perlu Sahabat Wirausaha ketahui bahwa penerapan standar pelabelan produk makanan di atas hanya berlaku jika produk dikemas di Indonesia. Jika produk dikemas kembali oleh pembeli/importir biasa disebut white label, pelabelan biasanya spesifik berdasarkan permintaan pembeli/importir. Sehingga berfokus pada penerapan standar pelabelan kemasan tersier pada pengiriman ekspor. 2. Produk Tekstil Jika Sahabat Wirausaha ingin mengekspor produk tekstil, maka Sahabat Wirausaha wajib memenuhi regulasi yang berlaku pada negara tujuan. Umumnya, pelabelan pada tekstil lebih menekankan pada konten dan komposisi fibre serat serta apakah ada komponen yang berasal dari hewan. Baca Juga 8 Jenis Inovasi yang Efektif Untuk Menaikkan Skala UMKM Standar konten pelabelan yang berlaku untuk ekspor produk tekstil berbeda-beda tergantung pada jenis produk dan negara tujuannya. Berikut beberapa informasi penting yang umumnya tercantum dalam pelabelan produk tekstil, terutama pada negara-negara maju. Jenis fibre memuat informasi jenis bahan tekstil yang dipakai dalam produksi, misalnya wool. Komposisi fibre memuat informasi terkait komposisi jenis serat. Jika hanya memakai satu jenis serat, maka cukup ditulis “100%”, “pure”, atau “all”. Namun, jika lebih dari satu jenis serat, maka ditulis berapa besar komposisi pada masing-masing jenis serat dari full berat produk, misalnya “seventy%”. Namun, jika jenis serat dengan komposisi di bawah 30% maka tidak wajib dicantumkan. Instruksi memuat informasi terkait pada cara perawatan, pencucian, pengeringan, penyetrikaan, dan/atau dry out-cleaning. Ini juga termasuk pada instruksi spesifik misal “dry flat”, “cool iron”, “dry out-clean simply” serta instruksi pelarangan misal “practice not iron”, “do not tumble dry” Logo Sertifikasi Ini penting untuk dicantumkan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen akhir agar membeli produk. Nah, logo yang dicantumkan sebaiknya sudah sesuai dengan regulasi. Seperti halnya pelabelan pada produk makanan Informasi yang tercantum memakai bahasa utama yang digunakan negara tujuan ekspor. Dan sebaiknya tercantum sesuai dengan regulasi, bersifat permanen di produk, dan tidak mudah rusak. Baca Juga Tips Memilih Mitra Ahli Untuk Melakukan Inovasi Perlu Sahabat Wirausaha ketahui, standar di atas hanya berlaku untuk produk tekstil yang dijual langsung ke konsumen akhir. Di luar dari itu, maka pengemasan dan pelabelan akan dilakukan oleh pembeli/importir dan hanya menerapkan pelabelan kemasan tersier pada pengiriman ekspor. Kesimpulan Nah, demikian penjelasan terkait standar kemasan dan characterization pada produk. Jika Sahabat Wirausaha telah memiliki produk yang unggul, maka sudah saatnya mempersiapkan diri untuk merambah pasar global. Tunggu apa lagi? Segera aplikasikan informasi di atas untuk go international. UMKM pasti bisa naik kelas! Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.
Home Sektor Riil Minggu, 29 April 2018 - 1601 WIB Kualitas Kemasan Tingkatkan Daya Saing Produk di Pasar Global A A A JAKARTA - Kementerian Perindustrian Kemenperin mendorong pelaku industri kecil dan menengah IKM nasional meningkatkan kualitas kemasan produknya. Kualitas kemasan memegang peranan penting agar produk tampil menarik sehingga mampu bersaing di pasar global. "Standar kualitas kemasan dan labeling sangat penting, selain berfungsi mewadahi atau membungkus produk, dapat juga sebagai sarana promosi serta informasi dari produk tersebut sekaligus meningkatkan citra, daya jual dan daya saing," ungkap Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Minggu 29/4/2018.Untuk itu, Ditjen IKM melakukan pembinaan mengenai kualitas kemasan melalui workshop e-Smart standar produk, khususnya dalam pengemasan dan merek, menjadi perhatian yang tengah difokuskan guna mampu menembus pasar ekspor."Dalam program ini, peserta e-Smart IKM akan diberikan bantuan desain kemasan oleh Klinik Desain Kemasan dan Merek di bawah Ditjen IKM, sehingga standar kualitas desain kemasan IKM kita semakin meningkat," kata tahun 2018, Kemenperin akan memberikan bantuan sebanyak 300 desain kemasan bagi para peserta pelatihan tersebut. "Kami berharap, daya saing produk kita semakin kompetitif baik di pasar domestik maupun internasional. Apalagi, dalam penjualan produk di marketplace, salah satu hal yang terpenting adalah tampilan," Gati, upaya sinergi program klinik kemasan ke dalam program e-Smart IKM ini merupakan langkah strategis Ditjen IKM untuk memfasilitasi kepada peserta yang belum memiliki kemasan produk yang maksimal. Upaya lainnya, lanjut Gati, pihaknya telah menyiapkan program Kemasan IKM to Global. Kegiatan ini akan dilakukan melalui pelatihan, workshop, dan pendampingan dengan melibatkan asosiasi, perguruan tinggi, komunitas, dan pelaku industri."Dalam program Kemasan IKM to Global, Ditjen IKM juga akan melakukan kerja sama internasional maupun berkunjung ke negara maju. Tak hanya itu, nantinya para IKM juga akan diberikan workshop pendampingan oleh desainer dari negara-negara maju tersebut," saat ini, Kemenperin telah memfasilitasi pembangunan 24 Rumah Kemasan yang tersebar di 22 provinsi di bawah pengelolaan pemerintah daerah. Rumah Kemasan tersebut dibangun sebagai pusat informasi dan pelayanan kemasan bagi IKM untuk memecahkan permasalahan kemasan yang dihadapi. Selain itu, Rumah Kemasan menjadi unit konsultasi mengenai kemasan sekaligus menjadi tempat pelayanan pengemasan yang dapat diakses oleh pelaku IKM nasional. Untuk menyinergikan peran Rumah Kemasan yang ada di daerah, Ditjen IKM berencana melakukan pengembangan rumah kemasan di setiap daerah.fjo industri kecil menengah ikmindustri kemasan Berita Terkini More 18 menit yang lalu 53 menit yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu
bagaimana kemasan produk pasar global yang baik